Perhitungan Gaji Lembur Karyawan: Rumus dan Contoh Perhitungannya

Diposting pada

Mendapatkan gaji lembur adalah hak setiap karyawan yang bekerja melebihi jam kerja normal. Namun, banyak karyawan yang masih bingung bagaimana perhitungan gaji lembur karyawan dilakukan. Artikel ini akan membahas secara lengkap rumus dan contoh perhitungan gaji lembur, sehingga Anda dapat memahami hak Anda dan memastikan pembayaran yang diterima sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pengertian Lembur dan Ketentuannya

Sebelum membahas rumus perhitungan gaji lembur, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu lembur dan ketentuannya. Lembur adalah jam kerja di luar jam kerja normal yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan. Ketentuan mengenai lembur biasanya diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dan peraturan perusahaan masing-masing. Penting untuk memahami aturan ini untuk menghindari kesalahpahaman dalam perhitungan gaji. Lembur biasanya hanya dihitung untuk jam kerja yang dilakukan di luar jam kerja normal dan telah disetujui oleh atasan. Kerja lembur yang tidak disetujui mungkin tidak dibayar.

Jenis-Jenis Lembur dan Perhitungannya

Ada beberapa jenis lembur yang perlu Anda ketahui, dan masing-masing memiliki cara perhitungan yang berbeda. Berikut beberapa di antaranya:

  • Lembur Hari Biasa: Lembur yang dilakukan pada hari kerja Senin-Jumat di luar jam kerja normal.
  • Lembur Hari Sabtu: Lembur yang dilakukan pada hari Sabtu, biasanya dihitung dengan besaran upah yang berbeda dengan lembur hari biasa.
  • Lembur Hari Minggu/Libur Nasional: Lembur yang dilakukan pada hari Minggu atau hari libur nasional, biasanya dihitung dengan besaran upah yang lebih tinggi lagi.

Rumus Dasar Perhitungan Gaji Lembur Karyawan

Rumus dasar perhitungan gaji lembur karyawan bervariasi tergantung pada peraturan perusahaan dan kesepakatan antara karyawan dan perusahaan. Namun, secara umum, rumus dasar perhitungan lembur mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan. Biasanya, upah lembur dihitung berdasarkan upah per jam. Upah per jam dihitung dengan membagi upah per bulan dengan jumlah jam kerja dalam sebulan.

Rumus Umum:

Upah Lembur = (Upah per jam) x (Jumlah jam lembur) x (Besaran upah lembur)

  • Upah per jam: (Gaji pokok / jumlah jam kerja dalam sebulan)
  • Jumlah jam lembur: Jumlah jam kerja melebihi jam kerja normal.
  • Besaran upah lembur: Biasanya 1,5x (untuk hari biasa), 2x (untuk hari Sabtu), dan 2x atau lebih (untuk hari Minggu/libur nasional). Besaran ini bisa berbeda sesuai peraturan perusahaan.

Contoh Perhitungan Gaji Lembur Hari Biasa

Misalnya, seorang karyawan bernama Budi memiliki gaji pokok Rp 5.000.000 per bulan dan jam kerja normal 8 jam/hari, 22 hari kerja dalam sebulan. Budi melakukan lembur selama 10 jam pada hari biasa. Perhitungannya sebagai berikut:

  1. Hitung upah per jam: Rp 5.000.000 / (8 jam/hari x 22 hari) = Rp 28.409 per jam (dibulatkan)
  2. Hitung upah lembur: Rp 28.409/jam x 10 jam x 1,5 = Rp 426.135

Jadi, upah lembur Budi untuk 10 jam lembur hari biasa adalah Rp 426.135.

Contoh Perhitungan Gaji Lembur Hari Minggu

Mari kita ambil contoh yang sama dengan Budi. Kali ini, Budi melakukan lembur selama 5 jam pada hari Minggu. Misalkan, besaran upah lembur hari Minggu adalah 2x upah per jam.

  1. Hitung upah per jam: (Sama seperti di atas) Rp 28.409 per jam (dibulatkan)
  2. Hitung upah lembur: Rp 28.409/jam x 5 jam x 2 = Rp 284.090

Jadi, upah lembur Budi untuk 5 jam lembur hari Minggu adalah Rp 284.090.

Perhitungan Gaji Lembur dengan Sistem Shift

Perhitungan gaji lembur karyawan yang bekerja dengan sistem shift sedikit lebih kompleks. Perhitungan ini perlu mempertimbangkan jam kerja normal pada shift tersebut dan perbedaan upah lembur berdasarkan hari kerja. Perusahaan biasanya memiliki aturan khusus untuk perhitungan lembur bagi karyawan shift. Konsultasikan dengan HRD atau bagian personalia perusahaan Anda untuk memastikan perhitungan yang akurat.

Pengaruh Upah Lembur terhadap Perhitungan Pajak Penghasilan

Penting untuk diingat bahwa upah lembur juga termasuk dalam penghasilan kena pajak. Besaran pajak yang terpotong akan dihitung berdasarkan penghasilan bruto (termasuk gaji pokok dan upah lembur) dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) Anda. Sehingga, gaji bersih yang Anda terima akan berkurang setelah dipotong pajak.

Mekanisme Pelaporan Lembur dan Pembayarannya

Setiap perusahaan memiliki mekanisme pelaporan lembur yang berbeda. Biasanya, karyawan perlu mengisi formulir lembur atau melaporkan jam lembur mereka melalui sistem yang telah disediakan oleh perusahaan. Pastikan Anda memahami prosedur pelaporan lembur di perusahaan Anda agar pembayaran lembur Anda dapat diproses dengan lancar. Biasanya, pembayaran lembur akan dibayarkan bersamaan dengan gaji bulanan.

Mencari Keadilan dalam Perhitungan Gaji Lembur

Jika Anda merasa ada kejanggalan atau ketidakadilan dalam perhitungan gaji lembur karyawan, jangan ragu untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada HRD atau bagian personalia perusahaan Anda. Anda juga dapat mencari informasi lebih lanjut mengenai hak-hak Anda sebagai pekerja melalui serikat pekerja atau instansi pemerintah terkait, seperti Dinas Ketenagakerjaan.

Kesimpulan: Pentingnya Memahami Perhitungan Gaji Lembur

Memahami perhitungan gaji lembur karyawan, rumus, dan contohnya sangat penting bagi Anda sebagai pekerja. Dengan memahami hal ini, Anda dapat memastikan bahwa hak Anda terpenuhi dan Anda mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan ragu untuk bertanya kepada bagian HRD perusahaan jika Anda masih memiliki pertanyaan atau kebingungan. Semoga artikel ini bermanfaat!

Disclaimer:

Artikel ini memberikan informasi umum mengenai perhitungan gaji lembur. Aturan dan ketentuan perhitungan gaji lembur dapat bervariasi tergantung pada peraturan perusahaan dan undang-undang yang berlaku. Untuk informasi yang lebih akurat dan spesifik, silakan berkonsultasi dengan bagian HRD perusahaan Anda atau ahli hukum ketenagakerjaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *